السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بسم الله الرحمن الرحيم
Hari ini, Karpal Singh, orang besar DAP dengan lantangnya 'sound' Haji Abd Hadi Awang, Presiden PAS bahawa hukum hudud bertentangan dengan perlembagaan dan tidak akan boleh dilaksanakan.
Berita ini dibawa oleh Bernama.
http://www.malaysiakini.com/news/197587?fb_comment_id=fbc_10150945699609804_23731209_10150947265449804#f28bb4132c79c3
Sudah diingatkan oleh para ulama', bahawa sistem demokrasi tidak pun membawa faedah kepada Islam, malah ia membawa terlalu banyak mafsadah(keburukan) dan kejelakan buat umat Islam yang menyertainya.
Mereka menghalakan apa yang diharamkan oleh Allah.
Lihatlah dalam ceramah-ceramah poltik, apa yang terkandung di dalamnya?
Cacian, makian, umpatan, fitnah, aib orang dibuka dikhalayak..apakah Islam mengajar yang sedemikian?
Allahulmusta'an, semoga Allah memberikan bantuannya buat kita yang ingin mengekkan Islam, tetapi bukanlah dengan cara menyertai sistem demokrasi.
Sudah banyak syubuhat yang dibawakan oleh para pengkagum demokrasi, dan ulama sudah menjawab pelbagai soalan mereka.
Nah, marilah tunjukkan kesungguhan kita dengan mengamalkan Islam sebaiknya.
Siapa yang tidak mahukan kerajaan Islam? Hanya orang yang tidak mempunyai akal sihat yang tidak mahukan kerajaan yang adil dan amanah.
Maka, marilah berdakwah dengan petunjuk Nabi Muhammad Sallahu alaihi wasallam, iaitu mendakwahkan tauhid dan akidah sebelum mengejar kuasa dan pangkat.
Wallahua'lam.
sila baca artikel dibawah tulisan Syaikh BAdul Malik berkenaan demokrasi (part 1);
"Dan Barangsiapa yang menjadikan Allah dan Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman sebagai penolong, maka sesungguhnya golongan (pengikut agama) Allah mereka itulah orang yang mendapat kemenangan." (QS. Al Maidah: 56)
Diriwayatkan dari Mu'awiyah bin Abi Sufyan bahwa dia berkata:
"Dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan mereka (karena jalan-jalan itu) akan memecah belah kamu dari jalan-Nya." (QS.Al An'am: 153)
بسم الله الرحمن الرحيم
Hari ini, Karpal Singh, orang besar DAP dengan lantangnya 'sound' Haji Abd Hadi Awang, Presiden PAS bahawa hukum hudud bertentangan dengan perlembagaan dan tidak akan boleh dilaksanakan.
Berita ini dibawa oleh Bernama.
http://www.malaysiakini.com/news/197587?fb_comment_id=fbc_10150945699609804_23731209_10150947265449804#f28bb4132c79c3
Sudah diingatkan oleh para ulama', bahawa sistem demokrasi tidak pun membawa faedah kepada Islam, malah ia membawa terlalu banyak mafsadah(keburukan) dan kejelakan buat umat Islam yang menyertainya.
Mereka menghalakan apa yang diharamkan oleh Allah.
Lihatlah dalam ceramah-ceramah poltik, apa yang terkandung di dalamnya?
Cacian, makian, umpatan, fitnah, aib orang dibuka dikhalayak..apakah Islam mengajar yang sedemikian?
Allahulmusta'an, semoga Allah memberikan bantuannya buat kita yang ingin mengekkan Islam, tetapi bukanlah dengan cara menyertai sistem demokrasi.
Sudah banyak syubuhat yang dibawakan oleh para pengkagum demokrasi, dan ulama sudah menjawab pelbagai soalan mereka.
Nah, marilah tunjukkan kesungguhan kita dengan mengamalkan Islam sebaiknya.
Siapa yang tidak mahukan kerajaan Islam? Hanya orang yang tidak mempunyai akal sihat yang tidak mahukan kerajaan yang adil dan amanah.
Maka, marilah berdakwah dengan petunjuk Nabi Muhammad Sallahu alaihi wasallam, iaitu mendakwahkan tauhid dan akidah sebelum mengejar kuasa dan pangkat.
Wallahua'lam.
sila baca artikel dibawah tulisan Syaikh BAdul Malik berkenaan demokrasi (part 1);
penulis: Syaikh Abdul Malik Ramadhani Al Jazairi
Ketahuilah -semoga Allah merahmatimu- bahwa jalan yang
mengantarkan kamu kepada nikmat Islam itu hanya satu, karena Allah telah
menetapkan keberuntungan hanya untuk satu golongan saja. Allah
berfirman:
أُولَئِكَ حِزْبُ اللَّهِ أَلا إِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ
الْمُفْلِحُونَ
"Mereka itu adalah golongan Allah. Ketahuilah
sesungguhnya golongan Allah, mereka itulah yang beruntung." (QS. Al Mujadillah:
22)
Allah juga menetapkan bahwa kemenangan juga hanya untuk
satu golongan. Allah berfirman:
وَمَنْ يَتَوَلَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَالَّذِينَ آمَنُوا
فَإِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْغَالِبُونَ
"Dan Barangsiapa yang menjadikan Allah dan Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman sebagai penolong, maka sesungguhnya golongan (pengikut agama) Allah mereka itulah orang yang mendapat kemenangan." (QS. Al Maidah: 56)
Kalau kita membaca ayat Al Qur'an atau hadits, maka akan
kita dapatkan keterangan bahwa perpecahan umat menjadi beberapa golongan atau
kelompok sangat dicela dan dibenci. Allah Ta'ala berfirman:
وَلا تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ مِنَ الَّذِينَ
فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ
فَرِحُونَ
"Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang
mempersekutukan Allah, (yaitu) orang-orang yang memecah belah agama mereka dan
mereka menjadi beberapa golongan. Masing-masing golongan merasa bangga dengan
apa yang ada pada golongan mereka." (QS. Ar Ruum: 31-32)
Bagaimana mungkin Allah Subhanahu wata'ala akan
membiarkan umat-Nya terpecah menjadi berkelompok-kelompok setelah Dia
mempersatukannya dengan tali agama- Nya. Dan Allah juga telah membebaskan
Nabi-Nya Shallallahu'alaihi wasallam dari tanggung jawab terhadap orang-orang
yang berkelompok-kelompok serta memberi peringatan kepadanya agar tidak terjatuh
ke dalam perpecahan itu. Allah berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا
لَسْتَ مِنْهُمْ فِي شَيْءٍ
"Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agama
mereka menjadi berkelompok-kelompok tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu
terhadap mereka." (QS. Al An'am: 159)
Diriwayatkan dari Mu'awiyah bin Abi Sufyan bahwa dia berkata:
إِنَّ بَنِيْ إِسْرَائِيْلَ تَفَرَّقَتْ عَلَى ثِنْتَيْنِ
وَسَبْعِيْنَ مِلَّةً وَتَفَرَّقَتْ أُمَّتِي عَلىَ ثَلاَثٍ وَسَبْعِيْنَ مِلَّةً
كُلُّهُمْ فِي الناَّرِ إِلاَّ وَاحِدَةً. قَالُوا: وَمَنْ هِيَ، ياَ رَسُوْلَ
اللهِ؟ قاَلَ: مَا أَنَا عَلَيْهِ الْْيَوْمَ وَأَصْحاَبِي
"Ketahuilah, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu'alaihi
wasallam pernah berdiri di tengah-tengah kami dan bersabda: 'Ketahuilah,
sesungguhnya orang-orang sebelum kalian dari kalangan Ahlul Kitab terpecah
menjadi 72 gotongan dan umat ini akan terpecah menjadi 73 golongan; 72 golongan
di dalam neraka dan 1 golongan berada di surga. (Satu golongan itu) adalah
Al-]ama'ah.'" (HR. Ahmad, Abu Dawud, Ad Darimi, Ath Thabrani dan Iain-Iain)
[1]
Ash Shan'ani rahimahullah berkata: "Penyebutan bilangan
dalam hadits itu bukan untuk menjelaskan banyaknya orang-orang yang celaka dan
merugi, akan tetapi untuk menjelaskan betapa luas jalan-jalan menuju kesesatan
serta betapa banyak cabang-cabangnya, sedangkan jalan menuju kebenaran hanya
satu. Hal itu serupa dengan apa yang disebutkan oleh para Imam Tafsir tentang
firman Allah:
وَلا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ
سَبِيلِهِ
"Dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan mereka (karena jalan-jalan itu) akan memecah belah kamu dari jalan-Nya." (QS.Al An'am: 153)
Mereka mengatakan bahwa 'jalan' yang dilarang untuk
diikuti dalam ayat ini disebutkan dalam bentuk jamak yaitu 'subul' dimaksudkan
untuk menjelaskan luas dan banyaknya jalan yang mengantarkan kepada kesesatan
sedangkan jalan kebenaran dan petunjuk dalam ayat ini disebutkan dengan bentuk
tunggal karena memang jalan menuju kebenaran itu hanya satu dan tidak
terbagi-bagi." [lihat hadits iftiraqul ummah di atas]
No comments:
Post a Comment